BELAJAR DARI JAGAD RAYA

Pandanglah ke atas sana, perhatikan langit yang membentang luas dengan megah.
“Dia yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?

Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.”

Di balik kemegahan dan kesempurnaannya itu, Dia menghiasinya dengan berbagai keindahan. Sebuah pemandangan luar biasa yang sering sekali kita lewatkan karena serbuan berbagai kesibukan.

“Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya,
Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,
Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.
Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.
Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.
Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,
(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu”

***

Sementara bumi yang kita pijak saat ini tidak kalah hebat lagi penciptaannya. Dalam bentuk bumi yang bulat, kita merasakannya sebagai sebagai sebuah hamparan yang luas. Tak terasa miring saat berada di atasnya, tak terasa oleh ketika berjalan-jalan kemanapun juga. Ini sungguh luar biasa.. Subhanallah..

“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,
Dan gunung-gunung sebagai pasak?,
Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan,
Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,
Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian,
Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,
Dan Kami bina di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh,
Dan Kami jadikan pelita yang Amat terang (matahari),
Dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah,
Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan,
Dan kebun-kebun yang lebat?”
Semua itu disediakan Allah untuk manusia. Berbagai ilmu bumi tak habis-habisnya digali dan belum sepenuhnya mengungkap rahasia alam semesta ciptaan Allah ini.
“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.
Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit),
Kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,
Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu,
Anggur dan sayur-sayuran,
Zaitun dan kurma,
Kebun-kebun (yang) lebat,
Dan buah-buahan serta rumput-rumputan,
Untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.

***
Pembaca sekalian

Kesibukan kerja seringkali melupakan kita dengan keindahan alam semesta. Sesekali kita perlu keluar dari lingkaran rutinitas, sedikit meluangkan waktu untuk menikmati keagungan jagat raya ini. Memandang langit, gunung dan pepohonan, memperhatikan deburan ombak, menikmati semilir angin, menikmati kicauan burung, memanjakan diri dengan pemandangan yang menghijau.

Dalam buku falsafah hidup, Buya Hamka menyampaikan sebuah nasehat yang menarik untuk kita ikuti…

“Pergilah ke lapangan luas yang tak bertepi. Di sanalah kelak diri akan merasa khusyu dan hina. Pandanglah tepi langit, awan berarak, puncak gunung yang merah ditimpa panas. Bukit-bukit yang hijau, semua itu adalah pintu gerbang menuju negeri abadi, negeri yang kekal, yang menunjukkan dengan senyata-nyatanya akan kehinaan manusia dan kebesaran Tuhan. Pandangilah bunga yang mekar dan harum, semuanya menjadi bukti atas kelemahan manusia. Semuanya mendidik, menghilangakan takabur dalam hati”D

Dalam keagungan alam semesta ini hanya mampu tertunduk penuh kepasrahan diri, sambil berucap “Subhanallahi wabihamdih, Maha suci Allah. Segala puji-puji hanyalah untukNya semata”
***

Sumber = http://hafalanquran.com/belajar-dari-jagad-raya/