“Wahai Sekalian Manusia, Katakanlah tidak ada tuhan selain Allah, kalian pasti beruntung” (HR. Ahmad)
Pembaca yang budiman..
Selamat datang di Lautan Tauhid. Sebelum meneruskan membaca, marilah sama-sama kita berseru, Ya Allah..
Ya Allah…!
Ketika laut bergemuruh, ombak menggunung, dan angin kencang menerjang, semua penumpang kapal akan naik dan menyeru: “Ya Allah!”
Ketika seseorang tersesat di tengah gurun pasir, kendaraan menyimpang jauh dari jalurnya dan para kafilah bingung menentukan arah perjalananya, mereka menyeru : “Ya Allah!”
Ketika musibah menimpa, bencana melanda, dan tragedi terjadi, mereka yang tertimpa akan selalu berseru: “Ya Allah!”
Ketika pintu permintaan telah tertutup dan tabir-tabir permohonan digeraikan orang-orang mendesah: “Ya Allah”
Ketika semua cara tak mampu menyelesaikan setiap jalan terasa menyempit, harapan terputus, dan semua jalan pintas membuntu, mereka pun menyeru : “Ya Allah!”
Setiap ucapan baik, doa yang tulus, rintihan yang jujur, air mata yang menetes penuh keikhlasan dan semua keluhan yang menggundahgulanakan hati, adalah hanya pantas dutujukan kehadiratNya.
Setiap dini hari menjelang, tengadahkan kedua telapak tangan julurkan lengan penuh harap, dan arahkan terus tatapan matamu ke arahNya untuk memohon pertolongan..!
Ketika lidah bergerak, tak lain hanya untuk menyebut, mengingat, dan berdzikir dengan nama-Nya. Dengan begitu hati akan tenang, jiwa akan damai, syaraf tak lagi menegang, dan iman kembali berkobar-kobar. Demikianlah, dengan selalu menyebut nama-Nya, keyakinan akan semakin kokoh. Bukankah “Allah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya” (QS. As-Syura: 19)
***
Alangkah indahnya untaian kata yang disampaikan oleh Dr. Aidh Al-Qarni di buku La Tahzan itu. Sungguh, hati terasa damai bila kita selalu menghadirkan Allah dalam hidup.
Di dunia ini semua semua pintu kemungkinan dan harapan mungkin saja tertutup, namun ada satu pintu harapan yang selamanya akan terbuka, itulah pintu menuju Allah Swt.
Dialah puncak segala pengharapan, tujan utama semua permintaan. Kepada-Nya bermuara segala karunia, penggenggam kekuasaan tak terbatas, Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Allah: nama yang paling bagus, susunan huruf yang paling indah, ungkapan yang paling tulus, dan kata yang sangat berharga.
“Apakah kamu tau ada yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?” (QS. Maryam: 65)
Allah: milik-Nya semua kekayaan, keabadian, kekuatan, pertolongan, kemuliaan, kemampuan, dan kebijaksanaan.
“Milik siapakah kerajaan pada hari ini? Milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan” (QS. Ghafir: 16)
Allah: darinya semua kasih sayang, perhatian, pertologan, bantuan, cinta dan kebaikan.
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)” (QS. An-Nahl: 53)
Allah: pemilik segala keagungan, kemuliaan, kekuatan, dan keperkasaan. Betapapun kulukiskan keagungan-Mu dengan deretan huruf, Kekudusan-Mu tetap meliputi semua jiwa.
Engkau tetap Yang Maha Agung, sedang semua maknaakan lebur, mencair, di tengah keagungan-Mu, wahai Rabbku
Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan kesedihan itu awal kebahagiaan, dan sirnakan rasa takut ini menjadi rasa tentram. Ya Allah, dinginkan panasnya kalbu dengan salju keyakinan, dan padamkan bara jiwa dengan air keimanan.
Wahai Rabb, anugerahkan para mata yang tak terpejam ini rasa kantuk dari-Mu yang menentramkan. Tuangkan dalam jiwa yang bergolak ini kedamaian. Dan balaslah kemenangan yang nyata.
Wahai Rabb, tunjukilah pandangan yang kebingungan ini kepada cahaya-Mu. Bimbinglah sesatnya perjalanan ini ke arah jalan-Mu yang lurus. Dan tuntunlah orang-orang yang menyimpang dari jalan-Mu merapat ke hidayah-Mu.
Ya Allah, sirnakanlah keraguan terhadap fajar yang pasti datang dan memancar terang, dan hancurkanlah perasaan yang jahat dengan secercah sinar kebenaran. Hempaskan semua tipu daya setan dengan bantuan bala tentar-Mu..
Ya Allah, sirnakanlah keraguan terhadap fajar yang pasti datang dan memancar terang, dan hancurkanlah perasaan yang jahat dengan secercah sinar kebenaran. Hempaskan semua tipu daya setan dengan bantuan bala tentar-Mu..
Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, dan usirlah kegundahan dari jiwa kami semua.
Kami berlindung kepada-Mu dari setiap rasa takut yang mendera. Hanya kepada-Mu kami bersandar dan bertawakkal. Hanya kepada-Mu kami memohon dan hanya dari-Mu semua pertolongan. Cukuplah Engkau sebagai pelindung kami, karena Engkaulah sebaik-baik Pelindung dan Penolong.
***
Pembaca sekalian
Tak perlu ada duka dalam kehidupan. Hapuslah air mata kesedihan yang menimpa Anda. Yakinlah kita punya Rabb yang sangat pengasih dan sayang kepada kita. Ketika kita sakit, Dialah yang menyembuhkan. Ketika kita terpuruk, Dialah yang memberi semangat untuk bisa bangkit kembali.
La ilaaha illallah
Tidak ada sesembahan selain Allah.
Sungguh amat beruntung ketika kita bisa menyandarkan diri kepada Zat Yang Maha Cinta kepada hamba-hambaNya itu.
La ilaaha illallah
Saudarkau, apa yang Engkau rasakan ketika mengucapkan kalimat itu? Apa yang terpikirkan olehmu saat mendengarkan kata yang agung itu?
La ilaaha illallah
Sungguh inilah untaian kata paling agung, ucapan terbaik sejak zaman Nabi Adam As. sampai akhir zaman, bahkan puluhan ribu tahun sebelum itu, kalimat ini telah mengkristal, menjadi sebuah pengakuan yang pasti, bahwa tidak ada Ilah selain Allah Swt.
Di balik kalimat ini terkandung makna yang sangat dalam. Yang mampu mengubah pribadi Bilal bin Rabah dari budak menjadi seorang pemimpin. Mengubah Khalid bin Walid dari seorang preman jahiliyah menjadi salah seorang panglima perang terbesar dalam sejarah. Mengubah Mush’ab bin Zubair dari seorang pemuda yang manja dan kaya raya, menjadi seorang yang tabah dalam perjuangan. Mengubah Amr bin Ash dari seorang pemuda Quraisy yang licik dan ahli siasat, menjadi pejuang perkasa yang membuka berbagai negeri, memimpin bala tentara pasukan, menyebarkan islam sampai ke penjuru dunia.
Bahkan kalimat ini mampu mengubah arah perjalanan sejarah Jazirah Arab, dari kaum yang tak berkebudayan menjadi masyarakat pemimpin peradaban; dari para penggembala kambing dan unta, menjadi gubernur dan para pemimpin di semananjung kawasan Arab, dari masyarakat rimba yang saling menindas dan berperang, menjadi masyarakat terdidik yang berkasih sayang.
Lebih dari itu, kalimat ini mengubah wajah dunia, membentuk masyarakat yang saling berkasih sayang, berperadaban tinggi, menjunjung tinggi kesamaan dan kesetaraan, menghapuskan perbudakan, menebarkan ketenangan dan kedamaian.
Apa sebenarnya yang berada dalam kalimat ini, sampai Abu Jahal, Umayyah bin Khalaf, Walid bin Mughirah, dan pemuka-pemuka Quraisy bersikeras menantang perjuangan keponakan Abu Thalib yang menjadi pemimpin mereka? Mengapa orang yang mengumandangkan kalimat ini menjadi sangat dimusuhi, disiksa, diasingkan, dibunuh, padahal mereka masih tergolong keluarga dan kerabat sendiri?
Dengan heran mereka bertanya-tanya:
“Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan” (QS. Shad: 5)
Dan mengapa pula orang yang telah mengucapkan kata ini menjadi sedemikian kokoh pribadi mereka, sedemikian tegar hati mereka dalam keteguhan yang tak tergoyahkan oleh ombak ancaman yang menderu dahsyat, tak bergeming oleh hantaman topan siksa yang tak henti, tetap teguh dalam deras gempuran cobaan yang menerpa?
Mengapa Sumayyah tidak mau menyerah walau pisau belati harus membelah dadanya? Mengapa suaminya, Yasir, tetap bertahan dalam kalimat ini walaupun taruhannya adalah mati? Mengapa Ammar, walaupun melihat dengan kepalanya sendiri kematian ibu dan ayahnya, tetap saja bertahan untuk mengucapkan kalimat ini?
Mengapa orang-orang Mekah rela meninggalkan seluruh hartanya, rela berpisah dengan keluarganya, mengarungi belantara padang pasir dengan kehidupan yang menderita dan sengsara? Mengapa mereka terlalu ‘ngotot’ untuk bertahan, menantang bahaya yang pasti datang, ancaman demi ancaman, kehilangan jabatan, nama besar, status sosial yang terpandang, terpasung dari kebebasan, dan juga kematian yang mencekam…?
Sahabat..
Pasti ada yang luar biasa dengan kalimat ini. Ada makna mendalam yang terkandung di dalamnya, sehingga membuat banyak orang rela meregang nyawa, rela mengorbankan harta, meninggalkan keluarga, asal ia tetap mempertahankan kalimat yang agung ini.
La ilaaha illallah
Kalimat ini mengandung makna pengesaan kepada Allah, melepaskan diri dari belenggu dunia yang menghambat langkah. Para ulama kita berkata bahwa semakin jernih ketauhidan seseorang, semakin ia berjuang mengalahkan nafsunya, maka ia semakin dekat dengannya dalam alam rohani yang tinggi. Sebaliknya kemaksiatan dan kesyirikan membuat seseorang terjatuh dan semaki jauh dari nurani yang bersih dan bercahaya.
قُوْلُوْا لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُتُفْلِحُوْا
“Katakanlah tidak ada tuhan selain Allah, kalian pasti beruntung” (HR. Ahmad)
Sumber : http://hafalanquran.com/dahsyatnya-la-ilaha-illallah/