MEMUTUS RANTAI SENGSARA

MEMUTUS RANTAI SENGSARA

Oleh. Ust. Dr.Umarulfaruq Abu Bakar, Lc, M.H.I.

Dosa itu membuat sengsara. Parahnya ia bisa beranak-pinak. Dosa yang dilakukan saat ini adalah akibat dari dosa sebelumnya dan ia dapat melahirkan dosa-dosa selanjutnya.

Seorang ulama salaf berkata bahwa jika seorang hamba melakukan kebaikan, maka hal tersebut akan mendorong dia untuk melakukan kebaikan yang lain dan seterusnya. Dan jika seorang hamba melakukan keburukan, maka dia pun akan cenderung untuk melakukan keburukan yang lain sehingga keburukan itu menjadi kebiasaan bagi si pelaku.

Sekali menuruti nafsu maka selanjutnya ia akan minta tambah dan ingin kembali mengulanginya. Kadang penyesalan dan kerinduan berjalan beriringan, namun kerinduan itu bisa mengalahkan penyesalan sehingga dosa yang sama pun dilakukan di waktu yang berbeda.

Maka Rasulullah pun memerintahkan untuk selalu memperbaharui taubat dan istighfar setiap hari, untuk memutus rangkaian dosa bisa sebelumnya pernah dilakukan. Istighfar itu intinya meminta Allah menutup aib akibat dosa ini, sementara taubat intinya permintaan agar Allah mengembalikan diri ini kepada kefitrahannnya.

Dalam kenyataannya, dosa dan maksiat amat besar akibatnya. Diantaranya seperti kata Ibnu Abbas r.a. “Sesungguhnya perbuatan baik itu mendatangkan kecerahan pada wajah dan cahaya pada hati, kekuatan badan dan kecintaan. Sebaliknya, perbuatan buruk itu mengundang ketidakceriaan pada raut muka, kegelapan di dalam kubur dan di hati, kelemahan badan, susutnya rezeki dan kebencian makhluk”.

Menjadi seorang yang selalu bersih dan baik berseri adalah tidak mungkin. Yang mungkin adalah menjadi seorang yang berusaha untuk membersihkan dan memperbaiki diri..

Allah amat penyayang. Walaupun dosa kita sudah menggunung tinggi, meluas langit, dan mendalam lautan, selamanya di dalamnya tak ada dosa syirik dan nyawa kita belum sampai di kerongkongan, maka pintu ampunan masih terus terbuka.
Tuhan kita yang Mahakasih itu pernah menyapa kita semua dalam sebuah hadis qusi dengan firman-Nya:

Wahai manusia, setiap kali engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni semua dosa-dosa yang ada padamu dan Aku tidak peduli. Wahai manusia, apabila dosamu mencapai puncak langit kemudian engkau beristighfar kepadaKu, maka aku mengampunimu dan aku tidak peduli. Wahai manusia, apabila engkau datang kepadaKu dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemuiKu tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku akan datang menemuimu dengan ampunan sebanyak itu pula

Taubat dan istighfar adalah keputusan. Ketika kita memutuskan untuk bertaubat dan selalu beristighfar, itu berarti kita telah memberikan kesempatan diri ini untuk menjadi orang yang beruntung. Sebab kunci kebahagiaan dan kesuksesan hidup itu apabila kita mau untuk kembali kepada Allah, mau kembali kepada fitrah dan kesejatian hidup.

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٣١)

Dan bertaubatlah wahai sekalian manusia agar kalian beruntung” (QS. An-Nur ayat: 31)

Ketika kita senantiasa beristighfar, maka siap-siaplah merasakan berbagai macam keajaiban dan kedahsyatannya seperti yang sudah dijanjikan Allah. Ini benar, dan sudah dibuktikan oleh banyak orang. Insya Allah ke depan nanti saya akan menampilkan jaminan-jaminan yang Allah janjikan bagi mereka yang senantiasa beristighfar dan cerita-cerita nyata di balik itu.