Koperasi Syarikat Dagang Santri Diluncurkan Solo
Solopos.com, SOLO — Kompleks Pondok Assalaam Solo menjadi saksi peluncuran Koperasi Syarikat Dagang Santri (SDS) pada Sabtu (11/5/2024). Lembaga ini merupakan koperasi sekunder yang diinisiasi oleh Koperasi Assalaam, Koperasi Salman Al Farisi, dan Koperasi Kosasi, didukung oleh Tokoh tokoh Formaqin (Forum Maahid dan Madaris Quran Indonesia), di antaranya KH. Syihabuddin AM Al Hafidz, KH. Iim Abdurrachim, Dr Umar Farouq, dan Suparmin Abu Azis.
Peluncuran koperasi ini juga dihadiri Deputi bidang Perkoperasian, Ahmad Zabadi, mewakili Menteri Koperasi dan UKM, sekitar 130 Pimpinan Pondok Pesantren yang tergabung dalam Formaqin, beserta undangan lainnya.
Adapun Ketua Umum Koperasi SDS adalah A Iskandar Zulkarnain, seorang pegiat koperasi dan praktisi keuangan dan perbankan syariah yang telah berkiprah lebih dari 35 tahun. Kepengurusan Koperasi SDS didukung oleh sosok yang kompeten di bisnis, perdagangan dan pemberdayaan umat.
Ahmad Zabadi mewakili Menteri Koperasi dan UKM menyatakan, memperkuat peran kopontren dalam peningkatan ekonomi dan kesejahteraan umat melalui sektor ritel, distribusi dan mengembangkan sektor keuangan syariah merupakan hal yang perlu terus diperjuangkan.
Ahmad Zabadi mewakili Menteri Koperasi dan UKM menyatakan, memperkuat peran kopontren dalam peningkatan ekonomi dan kesejahteraan umat melalui sektor ritel, distribusi dan mengembangkan sektor keuangan syariah merupakan hal yang perlu terus diperjuangkan.
Sejauh ini sudah ada role model yang bisa diikuti kisah suksesnya. melakukan duplikasi. Beberapa contoh sukses ponpes yang bisa di duplikasi, di antaranya; Koperasi Ponpes al Ittifad Ciwidey melakukan orchetrasi dengan petani petani untuk mengembangan kegiatan ekonomi lewat holtikutura. Basisnya pada permintaan pasar, melalui riset apa yang diperlukan oleh pasar.
Lalu ada Sidogiri, kopontren yang berhasil membangun lebih dari 200 outlet Toko Basmalah, dengan cara membangun distribution center yang dihubungkan dengan warung warung yang ada di masyarakat.
Selanjutnya Zabadi menjelaskan, kekuatan koperasi bukan pada modal, tapi pada anggotanya. Di negara Swiss, penduduknya hanya 8,5 juta, tapi anggota koperasi yang ada bisa sampai 2,5 juta.
Iskandar yang juga tokoh gerakan Membangun Indonesia dari Desa, menyatakan, Peran Koperasi perlu ditingkatkan perannya dalam perekonomian nasional.
Koperasi sebagai salah satu pilar badan usaha sesuai UUD 45 pasal 33 diantara BUMN dan Swasta, tentunya memiliki peran strategis dalam peningkatan kesejahteraan umum sesuai yang di amanatkan pada pembukaan UUD 1945.
Jumlah pesantren di Indonesia lebih dari 30.000 dan dengan lebih dari 17 juta santri, tentunya merupakan kekuatan yang besar untuk membangun kesejahteraan masyarakat, belum lagi alumni pesantrennya. Sehingga dengan hadir nya SDS ini bisa melakukan orchestrasi kekuatan tersebut untuk ikut serta dalam membangun perekonomian nasional.
Dimulai dari OPOP One Pesantren One Product, OVOP, One Village One Product, OVOC One Village One Cooperation, OVOF One Village One Financing, Iskandar yakin 1 abad Indonesia Merdeka (Indonesia Emas) pada tahun 2045 nanti akan menjadi Indonesia lebih makmur dan Sejahtera.
Senada dengan Iskandar, Ketua Indonesian Islamic Bisnis Forum ( IIBF ) Happy Trenggono yang juga berkesempatan hadir dalam acara tersebut, menyatakan bahwa pekerjaan rumah kita bukan potensinya, tapi bagaimana menyatukan hati para pelaku ekonomi di pesantren untuk bersatu membangun kesejahteraan Umat.
Kolaborasi antara pesantren dan dunia usaha, membangun ekosistem ekonomi yang dikuasai sendiri dan keterkaitan antara organisasi dan komunitas yg saling memberikan nilai, menjadi kata kunci keberhasilan Koperasi SDS dimasa yang akan datang.
Sumber : https://bisnis.solopos.com/koperasi-syarikat-dagang-santri-diluncurkan-solo-1921396/amp