
“Doa yang paling utama adalah Alhamdulillah” (HR. Ibnu Majah)
AlKisah dulu ada seorang raja yang mempunyai hobi berburu. Setiap kali berburu ia selalu bersama bersama perdana menterinya. Sesuatu yang unik dari Perdana menteri raja ini, ia selalu mengucapkan Alhamdulillah kapan dan di mana saja.
Suatu ketika tangan raja ini terluka.
“Alhamdulillah” ucap perdana menteri ini.
Sang raja marah, “Tanganku luka sampai berdarah seperti ini, kenapa kamu malah mengucapkan Alhamulillah” ujar raja dengan murka.
“Pasti ada nikmat di balik peristiwa ini, raja. Hanya saja saat ini kita belum tau apa hikmahnya”
Raja tidak puas. Karena murka, ia menjebloskan menterinya ini ke dalam penjara.
Kali ini raja pergi berburu sendiri. Di tengah perjalanan, raja disergap dan ditangkap oleh sekelompok orang. Mereka mengikat dan membawa raja ke tempat kediaman mereka. Sang raja tidak mampu berbuat apa-apa.
“Ayo, segera kita sembelih orang ini. Nampaknya tubuhnya bagus dan terawat. Sebuah sajian yang sangat baik untuk tuhan kita” kata pimpinan mereka.
“Tapi, sebelum disembelih, periksa dulu seluruh tubuhnya”
Sang raja pasrah. Ia siap disembelih.
“Ketua, tubuh orang ini bagus, hanya saja di jarinya ada goresan luka”
“Apa? Goresan luka? Tidak boleh..! Harus cari yang sempurna tanpa cacat” ujar pimpinan mereka dengan keras.
“Cari sembelihan yang lain. Kita harus mempersembahkan yang terbaik untuk tuhan kita”
Akhirnya raja ini dilepaskan dan tidak jadi disembelih. Segera raja berbalik ke istana. Ia segera bergegas menuju penjara, menemui perdana menteri dan segera membebaskannya.
“Engkau benar wahai perdana menteri. Setiap sesuatu itu pasti ada hikmahnya. Rupanya ada nikmat besar di balik luka ini. Kalau bukan karena goresan pedang ini, aku tentu sudah jadi dibunuh” ujar raja…
“Alhamdulillah, Alhamdulillah, semua yang terjadi ada hikmahnya” kata perdana menteri.
“Tapi, aku masih belum mengerti, apa hikmah dari engkau berada di dalam penjara” tanya raja,
“Wahai raja, seandainya aku ikut bersamamu seperti biasa, tentu akulah yang disembelih” kata perdana menteri sambil tersenyum.
Alhamdulillah…
Saat ini belum tau, namun suatu saat nanti kita tau apa nikmat di balik semua yang kita temui.
***
Di tempat lainnya, ada seorang bangsawan yang memilih jalan hidup sufi. Ia tinggalkan kemewahan istana dan tinggal di pedesaan dengan kehidupan yang sulit dan memprihatinkan. Namun ia mendapatkan kebahagiaan dalam kehidupan yang baru, dibanding kehidupannya yang sebelumnya.
Ia adalah Ibrahim bin Adham. Suatu ketika ia merasa lapar dan tidak punya apa selain sebuah roti kering yang keras. Untuk makan roti itu ia harus mencelupkannya dulu ke sungai. Ia celupkan rotinya dan makan dengan nikmat.
Seraya berujar, “Alhamdulillah. Demi Allah, sungguh saat ini kami berada dalam sebuah kenikmatan yang luar biasa. Seandainya para raja mengetahui kenikmatan ini, pastilah mereka akan menyerang kami dan merebut kenikmatan ini”
Alhamdulillah.
Luar biasa. Sungguh kesyukuran ini membuat kita menikmati hidup dalam keadaan apapun. ***
Sumber : http://hafalanquran.com/dahsyatnya-tahmid/